Di dalam gedung seluas 1138 meter persegi inilah para proklamator kemerdekaan merumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Gedung bernuansa arsitektur eropa ini didirikan pada tahun 1920 di atas tanah seluas 3914 meter persegi.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini menjadi kawasan tinggal Laksamana Muda Tadashhi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dan Angkatan Darat. Saat Jepang mengalah kepada sekutu hingga sekutu tiba ke Indonesia, gedung ini lalu menjadi markas tentara Inggris. Setelah masa peperangan berakhir, gedung ini lalu disewa oleh kedutaan besar Inggris hingga tahun 1981.
Kemudian gedung ini diterima oleh Depdikbud pada 28 Desember 1981. Gedung ini sempat dijadikan kantor perpustakaan nasional pada 1982. Oleh menteri pendidikan nasional ketika itu, Prof. Nugroho Notosusanto, gedung ini dijadikan museum perumusan naskah proklamasi alasannya dianggap banyak nilai historis yang tertinggal.